06 Juni, 2008

Benteng Merah di Delhi, Sisa Kejayaan Shah Jahan

Benteng Merah terletak di wilayah Old Delhi, India. Benteng yang kini terletak diantara bentang jalan Netaji Subhash Marg dan Mahatma Gandhi Marg itu selesai dibangun tahun 1648. Awal pembangunan benteng yang sangat indah ini adalah atas perintah Shah Jahan, sang penguasa dinasti Mughal ketujuh.

Setelah kematian istrinya yang bernama Mumtaz Mahal, Shah Jahan yang mulai berkuasa tahun 1628, memindahkan pusat pemerintahannya dari Agra ke Delhi. Ia pun kemudian membangun kota baru, Shahjahanabad (kini Old Delhi), dan mendirikan istana barunya di kota yang terlatak di antara Perbukitan Aravalli dan Sungai Yamuna. Pada tahun 1638 Shah Jahan mulai membangun Benteng Merah (Red Fort/Lal Qila), kompleks yang dia fungsikan sebagai benteng, istana dan taman.
Benteng tersebut mendapatkan nama dari karena dinding raksasanya bermaterialkan batu pasir merah yang melingkupi kedelapan sisinya. Dinding itu memanjang dari Ujung Shahjanabad dengan panjang seluruhnya 2,5 kilometer dan tinggi bervariasi antara 16 meter hingga 33 meter.
Di dalam kompleks benteng yang tahun 1857 sempat dirusak pasukan Inggris dan direstorasi pada 1903 itu terdapat bangunan istana berhias aneka lukisan dan ornamen kaca, paviliun, tempat ibadah, jalanan lebar, pasar, tempat tinggal istri dan selir raja dan taman.
Semua bangunan di kompleks benteng yang dikelilingi 14 gerbang itu bergaya arsitektur khas Mughal dan merupakan komplek istana bergaya Mughal terbaik pada masa puncak kejayaan Shah Jahan.
Tak hanya indah, bangunan monumental itu, juga merupakan saksi penting perjalanan sejarah para penguasa India.
Di benteng itulah pemerintah kolonial Inggris mengakhiri kekuasaan dinasti Mughal, yang telah memerintah selama tiga abad, dengan melengserkan Bahadur Shah Zafar, raja terakhir dinasti Mughal, dari tahtanya.
Di era modern benteng ini juga punya nilai sejarah tinggi. Di mana di Lahore Gate yang merupakan pintu gerbang utama benteng tersebut, Pandit Jawaharlal Nehru memproklamasikan kemerdekaan India pada 15 Agustus 1947 dan sejak saat itu pada setiap tahun, pada tanggal yang sama Presiden India membacakan pidato kenegaraannya.
Selain Benteng Merah, Shah Jahan juga membangun Jama Masjid di Delhi tahun 1644 sampai 1658. Monumen terakhir yang dibangun oleh Shah Jahan di sebelah barat Benteng Merah itu hingga kini masih menjadi masjid terbesar dan terindah di India. (*/cax)

Kawah Ijen, Kawah Eksotis Berair Hijau Kebiruan

Kawasan Wisata Kawah Ijen terletak di tengah area cagar alam Kawah Ijen yang masuk dalam wilayah Kabupaten Bondowoso, Kecamatan Klobang dan Kabupaten Banyuwangi, Kecamatan Licin. Kawah ini berupa danau berwarna hijau tosca yang berda di ketinggian 2.368 meter di atas permukaan laut. Kawah itu berdinding kaldera setinggi 300-500m. Danau Ijen memiliki derajat keasaman nol, memiliki kedalaman 200 meter. Keasamannya cukup kuat untuk melarutkan pakaian dan jari manusia.
Kawah ini memiliki luas sekitar 5.466 hektar. Air kawah itu cukup tenang dan berwarna hijau kebiru-biruan. Pemandangan di sana terlihat begitu menakjubkan di pagi hari. Air kawah yang volumenya sekitar 200 juta meter kubik dengan panas mencapai 200 derajat celcius itu memancarkan kemilau hijau keemasan saat sinar mentari menerpa dari balik Gunung Merapi, saudara kembar Gunung Ijen.
Untuk mencapai daerah ini terdapat dua cara, pertama melalui kota Banyuwangi sejauh 38 km ke barat melalui Licin-Jambu-Paltuding. Cara kedua yaitu melalui kota Bondowoso ke arah timur melalui Wonosari-Sempol-Paltuding sejauh 70 km. Namun meski jauh cara kedua ini yang paling banyak dipilih para pengunjung karena jalannya sudah beraspal mulus. Sedangkan rute lewat Banyuwangi jalannya masih berupa makadam dengan tanjakan yang cukup curam.
Jika lewat rute dari Bondowoso, dalam perjalanan akan melalui daerah terbatas areal perkebunan kopi yang mempunyai tiga pintu gerbang yang berbeda. Pada setiap pintu gerbang, pengunjung akan diminta untuk mengisi buku tamu dan menuliskan tujuan perjalanannya. Pemandangan kawasan ini sangat menarik dengan hamparan kebun kopi arabikanya yang hijau teratur, kemudian setelahnya ada hutan pinus milik Perhutani dan juga hutan perawan Cagar Alam Ijen-Merapi yang begitu lebat.
Perjalanan wisata ke kawah Ijen, dimulai dari Paltuding yang merupakan sebuah pos Perhutani di kaki gunung Merapi-Ijen. Dari sini terdapat jalan tanah menanjak ke ketinggian 2.400m dengan waktu tempuh 2 jam dengan berjalan santai. Tiba di bibir kawah, pemandangan menakjubkan akan segera tersaji di depan mata. Sebuah danau hijau dengan diameter sekitar 1 km yang berselimutkan kabut dan asap belerang berada jauh dibawah. Dari sini pengunjung bisa melihat penambang-penambang belerang yang berada di dekat danau. Untuk menuju ke danau, pengunjung harus menuruni bebatuan tebing kaldera melalui jalan setapak yang juga biasanya dilalui oleh para penambang. Sapu tangan basah disini sangat diperlukan, karena seringkali arah angin bertiup membawa asap menuju ke jalur penurunan.
Terdapat lokasi penambangan juga menjadi keunikan utama yang lain dari wisata Kawah Ijen selain tentunya keindahan panorama yang ada di sana. Penambangan belerang di sini masih memakai cara tradisional dimana pengangkutannya memakai cara dipikul tenaga manusia. Penambangan tradisional ini konon hanya terdapat di Indonesia yaitu di Welirang dan Ijen. Beban yang diangkut masing-masing penambang bisa mencapai berat 85kg. Beban ini luar biasa berat apalagi kalau harus diangkut melalui dinding kaldera yang begitu curam menuruni gunung sejauh 3km. Penghasilan yang diterima seorang penambang rata-rata Rp.25 ribu atau sekitar Rp.300,- per kilonya. Satu orang penambang biasanya hanya mampu membawa satu kali perjalanan setiap harinya, karena beratnya pekerjaan. Semua penambang akan berkumpul di bangunan bundar kuno peninggalan Belanda bertuliskan “Pengairan Kawah Ijen”, yang sekarang disebut sebagai Pos Bundar. Di pos inilah para penambang menimbang muatannya dan mendapatkan secarik kertas tentang muatan dan nilainya.
Tempat pengambilan belerang terdapat di dasar kawah, sejajar dengan permukaan danau. Asap putih pekat selalu keluar menyembur melalui pipa besi yang dihubungkan ke sumber belerang. Dari sinilah lelehan fumarol berwarna merah menyala meleleh keluar dan langsung membeku terkena udara dingin, membentuk padatan belerang berwarna kuning terang. Batu-batuan belerang inilah yang akan diambil. Dipotong dengan bantuan linggis dan kemudian langsung diangkut dalm keranjang.
Selain menuju permukaan danau, pengunjung dapat juga mengelilingi kaldera yang memakan waktu kurang lebih seharian penuh. Pendakian ke Kawah Ijen umumnya disarankan dimulai pada pagi hari. Demi alasan keamanan, pendakian ke kawah ijen dari Paltuding ditutup selepas pukul 14:00, karena pekatnya asap dan kemungkinan arah angin yang mengarah ke jalur pendakian. Untuk mengejar perjalanan di pagi hari, pengunjung disarankan menginap di kota terdekat yaitu Bondowoso atau Situbondo.
Jika menyukai suasana perkebunan, tempat yang berkesan untuk bermalam adalah Guest House Perkebunan Kopi PTP Nusantara XII di Kalisat, Jampit. Perkebunan inilah yang dilewati ketika menuju kawasan Ijen melalui rute Bondowoso. Tersedia pula sajian paket agro wisata mengunjungi kebun kopi dan melihat unit pemrosesan biji kopi.. Selain itu juga terdapat pula Pondok Wisata di Paltuding yang cukup bersih, atau bisa membuka tenda di bumi perkemahan Paltuding. (nav/rep/cax)

Gua Seplawan, Gua Penuh Pesona Lukisan Alam Artistik



Objek wisata alam Gua Seplawan terletak di Desa Donorejo, Kecamatan Kaligesing, Kabupaten Purworejo. Dari pusat kota Purworejo, perjalanan ke gua ini dapat ditempuh sejauh 20 km ke arah timur yang membutuhkan waktu sekitar satu hingga dua jam. Gua ini terletak pada ketinggian 700 m di atas permukaan laut sehingga menjamin adanya kondisi udara yang sangat sejuk.
Gua ini banyak mengundang minat banyak wisatawan karena memiliki daya pikat utama berupa lukisan alam yang sangat artistik pada dinding guanya. Lukisan artistik itu berupa bentuk ornamen yang menyerupai kerangka ikan. Ornamen itu yang menghiasi secara indah pada dinding gua. Gua sepanjang sekitar 700 meter ini juga kaya akan sajian keindahan lain yang alami berupa stalagmit, stalaktit, flow stone, helekit, soda straw dan gouwer dam. Namun tetap perhatian utama pada gua ini adalah keindahan lukisan alam yang ada di dalam gua tersebut.
Di dalam Gua ini banyak terdapat cabang-cabang (lorong). Namun, pengunjung tidak perlu khawatir akan tersesat dalam banyak lorong ini, karena gua ini sudah diterangi dengan penerangan yang memadai. Panjang Gua Seplawan ini kurang lebih sejauh 700 m dengan cabang-cabang gua-nya yang mempunyai panjang sekitar 150 – 300 m dan berdiameter 15 m. Gua alam ini mulai menjadi sangat terkenal pada saat ditemukannya arca emas Dewa Syiwa dan Dewi Pawestri seberat 1,5 kg pada tanggal 28 Agustus 1979 yang kini sudah disimpan di Museum Nasional Jakarta.
Keadaan sekitar gua ini sangat menunjang keindahan tempat tersebut dengan pemandangan alam yang begitu indah dan tumbuhnya berbagai flora antara lain lumut (di mulut gua) serta berbagai tanaman paku-pakuan. Juga adanya hutan pinus yang semakin menciptakan suasana yang asri. Para pengunjung juga disuguhi dengan taman bunga yang ada di sekitar gua.
Salah satu hal yang menarik lain yang ada pada objek wisata ini adalah adanya gardu pandang dengan latar belakang Gunung Kelir. Melalui gardu ini pengunjung dapat menikmati indahnya panorama alam dengan latar belakang Gunung Kelir. Bahkan, pengunjung dapat melihat jelas Kota Yogyakarta bila cuaca cerah.
Jalan menuju lokasi objek wisata ini sudah cukup baik. Area parkir bagi kendaraan bermotor roda dua, empat dan bus juga memadai. Gua ini dapat dikatakan telah dilengkapi fasilitas yang lengkap. Seperti adanya listrik sebagai penerang dalam gua, MCK dan taman. Juga adanya gardu pandang dan arena perkemahan (camping ground).
Pada hari libur biasa dan libur panjang pengunjung dari Kota Yogyakarta, Cilacap, Purwokerto, Bandung, Semarang dan Jakarta sering mengunjungi objek wisata alam ini dengan menggunakan mobil pribadi maupun bus pariwisata. (*/cax)

Air Terjun Singang Gila, Permata Lain dari Wisata Pegunungan Rinjani

Salah satu objek wisata alam di Pulau Lombok yang mulai terkenal yakni Air Terjun Singang Gila yang terletak di wilayah Lombok Barat. Air Terjun Singang Gila masuk dalam kawasan Pegunungan Rinjani yang sudah terkenal sebelumnya dengan Danau Segara Anak yang berada dipuncak gunung dengan ketinggian 3.726 meter, lokasinya berjarak sekitar 80 kilometer dari Kota Mataram. Bisa ditempuh dengan perjalanan lumayan panjang sekitar dua hingga tiga jam dari Kota Mataram melewati jalur kawasan objek wisata Pantai Senggigi.
Pengunjung yang datang ke Singang Gila tidak hanya masyarakat lokal NTB, tetapi ada juga sejumlah wisatawan mancanegara yang selalu terlihat antusias menikmati panorama sambil berfoto.
Untuk menuju lokasi air terjun tersebut, pengunjung terlebih dulu harus menuruni sekitar 300 anak tangga setelah membayar tiket di pintu masuk. Banyak pengunjung mengaku gemetaran kakinya begitu sampai dibawah setelah menuruni ratusan anak tangga. Namun segera berangsur-angsur hilang begitu melihat keindahan air terjun tersebut ditambah dengan bermain air yang begitu bersih, jernih dan dingin.
Sebagian besar pengunjung terutama biasanya langsung mandi di kucuran air terjun yang berasal dari ketinggian ratusan meter. Sedangkan para wisatawan mancanegara biasanya hanya ikut menyaksikan sambil asik berfoto-foto di dekat air terjun yang berhawa sejuk dengan kolam air berbatu-batu yang tidak terlampau luas dan dalam
Banyak pengunjung yang sengaja menahan jatuhan air yang tidak terlampau deras itu ke bagian punggungnya yang dipercayai sebagai salah satu terapi pijat air guna relaksasi saraf bagian belakang badan. Biasanya cukup dengan menundukkan bagian belakang badan persis dijatuhan air yang tidak terlalu besar, reaksi pijatannya akan segera terasa dan setelah itu badan jadi segar.
Di kawasan objek wisata Singang Gila ini memang tidak terlalu banyak fasilitas yang membuat pengunjung nyaman, kecuali hanya ada satu toilet dan tempat ganti pakaian serta sedikit berugak atau rumah panggung kecil untuk berteduh. Setelah puas menikmati pemandangan dan mandi air terjun, barulah para pengunjung menghadapi ujian yang sebenarnya yakni harus menaiki ratusan anak tangga. Hal ini lumayan berat terutama bagi orangtua dan memiliki badan gemuk. Diperlukan semangat tinggi dan harus beristirahat beberapa kali untuk bisa sampai diatas atau pintu masuk utama kawasan air terjun Singang Gila.
Sejumlah pengunjung berharap pemerintah daerah dapat lebih memperhatikan fasilitas lokasi objek wisata itu, terutama banyak pegangan terbuat dari besi yang berfungsi sebagai pengaman dan pembantu orang menuruni atau menaiki ratusan anak tangga yang sudah patah, padahal banyak posisi anak tangga tersebut terletak agak dekat dengan bibir jurang sehingga bisa menimbulkan kesan mengerikan dan mengkhawatirkan terutama bila seseorang kehilangan keseimbangan.
Kendati begitu, setibanya diatas dan istirahat sejenak di lokasi parkir kendaraan, akhirnya kekhawatiran dan keletihan terasa hilang dan langsung meninggalkan lokasi menuju Kota Mataram melintasi jalur lain menembus kawasan Pegunungan Rinjani dengan pemandangan yang menakjubkan.

02 Juni, 2008

Bali, Destinasi Tak Tergeserkan

BOM Bali I dan II, yang membuat Bali sempat menjadi keprihatinan dunia, tak menggoyahkan citra Bali sebagai tujuan utama pariwisata di Nusantara.

Ketangguhan Bali sebagai destinasi yang menjanjikan bagi para pelancong terbukti dengan diakuinya Pulau Dewata sebagai one of the best tourist destination. Pengamat pariwisata Wiendu Nuryanti menyebut Bali sebagai lokasi wisata yang memiliki segalanya. Dari pemandangan alam yang indah, pantai yang asri, hingga tempat wisata yang atraktif. Kafe, restoran, dan toko-toko yang berderet di sepanjang jalan juga menjadi daya tarik bagi wisatawan.

Tradisi keagamaan yang dipegang teguh masyarakat Bali justru menjadi sihir yang kuat bagi wisatawan. "Tidak mengherankan jika dari sisi pangsa pasar Bali tetap tujuan utama dan sulit disaingi dalam jangka waktu lama," ujar guru besar bidang perencanaan pariwisata ini.

Pendapat tersebut dibenarkan Direktur dan Corporate Secretary Panorama Destination Achmad Sufyani. Kedudukan Bali sebagai gerbang utama destinasi wisata memang tidak bisa digeser. "Turis asing yang datang kebanyakan dari Eropa seperti Prancis, Belgia, dan bagian Eropa Timur seperti Republik Ceko dan Hungaria," ujarnya.

Dalam rangka menyambut Visit Indonesia Year 2008, Bali semakin berbenah menyambut kedatangan para turis lokal dan asing sejak awal tahun lewat program Sadar Wisata. Program ini bertujuan menciptakan lingkungan dan suasana aman, nyaman, dan tertib sesuai dengan Tujuh Tombak Pengembangan Pariwisata atau lebih dikenal dengan Sapta Pesona.

Gawean itu rutin diselenggarakan setiap tahun, tetapi terutama untuk tahun ini lebih digalakkan lagi karena bertepatan dengan Tahun Kunjungan 2008. Kerja sama yang dijalin pihak Bali Tourism Board dan sembilan stakeholder termasuk pihak Asosiasi Perusahaan Perjalanan Wisata Indonesia (Asita) serta Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) semakin kuat demi menggaet para wisatawan berkunjung ke Bali.

Upaya yang dilakukan pihak pengelola pariwisata ini berbuah manis. Bali terbukti menjadi andalan pariwisata Indonesia. Hal ini terlihat dari jumlah wisatawan yang berlibur ke Bali. Pada 2006 dari 4,8 juta turis asing yang berkunjung ke Indonesia, tak kurang dari 1,2 juta turis itu menjadikan Bali sebagai tujuan wisata. Artinya, hampir 30 persen dari total wisatawan berkunjung ke pulau ini.

Jumlah tersebut semakin meningkat pada 2007. Sekitar 1,7 juta wisatawan asing berkunjung ke Bali pada tahun itu. Adapun wisatawan domestik menyumbang jumlah yang lumayan besar, yakni 3 juta orang. Tidak berlebihan kiranya jika di tahun ini Bali menetapkan target wisatawan sebesar 1,9 juta.

Tingkat okupansi hotel di Bali dari tahun ke tahun juga semakin meningkat. Pada Januari, tingkat hunian mencapai 80 persen dan diperkirakan jumlah tersebut semakin tinggi menginjak akhir tahun sebesar 90 persen. Kamar yang tersedia di beberapa hotel bahkan sudah hampir penuh sampai Oktober dan November nanti.

"Apalagi travel warning dari Amerika Serikat sudah dicabut beberapa waktu lalu. Kami yakin hal ini akan membuat pariwisata di Bali semakin bergairah lagi," ujar sekretaris PHRI Bali Perry Markus.

Bali termasuk provinsi yang gencar mempromosikan pariwisatanya hingga bergaung ke seluruh penjuru dunia. Pulau yang terkenal dengan Pantai Kuta ini bahkan tidak menunggu ajakan pemerintah untuk berpromosi. Bali langsung menjemput bola dalam meraih wisatawan mancanegara.

Secara rutin pihak Bali Tourism Board dan PHRI Bali aktif mempromosikan keindahan pariwisata Bali sampai ke Benua Eropa, sebut saja Berlin, Hamburg, dan sebagainya. Tentu dengan paket-paket wisata yang telah dipersiapkan semenarik mungkin. Pihak biro perjalanan wisata pun saling berlomba menawarkan paket tur wisata dengan produk yang dibuat untuk memikat para turis.
(sindo//tty)

Moskow, Kota Tertua yang Mahal

SEBAGAI kota termahal di dunia, Moskow tak menawarkan konsep kota modern. Ibu kota Rusia itu justru menampilkan sebuah tata kota tua berarsitektur klasik.

Saat pesawat mendarat di Bandara Domodedovo, Moskow, bukan hawa dingin yang menyambut saya. Yang ada justru teriknya matahari. Padahal, saat itu waktu sudah menunjukkan pukul 17.30 waktu setempat. Ya, di sana waktu sesore itu masih terang benderang bagaikan pukul 13.00 di Jakarta.

Di Rusia, mentari bekerja dengan jam yang lebih banyak ketimbang rembulan. Sang Pemancar Sinar itu baru balik kandang sekitar pukul 22.00 malam dan akan kembali tebar pesona pada sekitar pukul 4 pagi. Bahkan, ada satu hari di bulan Juni matahari bekerja hampir sepanjang hari. Seharian itu malam hanya datang tak lebih dari satu jam.

Sekelumit kisah pergantian siang dan malam itu yang memperkenalkan saya dengan Moskow, sebuah kota terbesar di Rusia, bahkan yang terbesar di Eropa.

Sebagai ibu kota, kota yang dihiasi Sungai Moskow itu merupakan pusat politik, ekonomi, keagamaan, keuangan, pendidikan, dan transportasi dari negaranya yang dulunya bernama Uni Soviet. Di tanah ini juga banyak bertaburan para ilmuwan dan institusi pendidikan, sebanyak bertebarnya fasilitas-fasilitas olahraga.

Bukan itu saja, Moskow bisa dibilang sebagai ibu kotanya para konglomerat. Di sinilah rumahnya para miliuner. Kota ini bahkan terbilang paling banyak melahirkan orang kaya di dunia. Wajar kalau pada akhir 2007 kota ini didaulat sebagai kota termahal di dunia untuk dua tahun beruntun.

Sayang, sebagai kota termahal Moskow tidak menampilkan bangunan-bangunan modern layaknya kota-kota besar lain seperti Tokyo atau Los Angeles. Di sini justru bertebaran bangunan-bangunan tua peninggalan zaman dulu. Konon, pemerintah setempat memang melarang pemugaran seluruh bangunan cagar budaya yang ada di kota ini.

Biar begitu, bangunan-bangunan tua itu tetap menampilkan pesona. Seperti beberapa yang ada di Lapangan Merah, salah satu lokasi di pusat kota yang sangat populer sebagai salah satu lokasi wisata. Lapangan ini memisahkan Kremlin, sebuah istana kenegaraan tempat tinggal Presiden Rusia, dengan Kitaigorod, pusat perbelanjaan di Moskow.

Aslinya Kremlin dihiasi 18 menara, namun jumlahnya ditingkatkan menjadi 20 pada abad ke-17 silam. Menara Spasskaya menjadi yang tertinggi dan yang paling terkenal. Menara yang dibangun pada 1725 itu bertinggi 71 meter. Istana itu ditutupi tembok yang menggapai area sepanjang 27,5 hektare.

Bukan hanya Kremlin dan Kitai-gorod yang jadi hiasan Lapangan Merah. Di tempat yang dalam bahasa aslinya bernama Krasnaya ploshchad itu juga berdiri sebuah Katedral Saint Basil. Secara tradisional, ini adalah gereja yang mempunyai banyak atap berbentuk kerucut berwarna-warni. Secara tradisional, katedral ini menyimbolkan posisi unik Rusia antara Eropa dan Asia. Selain Saint Basil, ada juga beberapa gereja lain dengan arsitektur yang tak kalah uniknya di area Lapangan Merah ini.

Pesona Moskow bukan saja bertumpu di Lapangan Merah. Masih banyak lokasi lain yang sungguh nikmat dipandang mata seperti Katedral Christ the Saviour. Ini adalah Gereja Ortodok Barat tertinggi di dunia. Gereja ini tak jauh dari Sungai Moskow, beberapa blok di barat Kremlin.

Di wilayah lain ada juga Menara Ostankino yang merupakan pemancar televisi dan radio di sana. Tingginya mencapai 540 meter. Tower yang didesain oleh Nikolai Nikitin ini tercatat sebagai menara nomor tiga tertinggi di dunia setelah Burj Dubai.

Buat Anda yang suka musik, kota ini menawarkan sebuah tempat bernama Moscow International Performance Arts Center yang dibuka pada 2003. Tempat ini juga dikenal dengan nama Moscow International House of Music, sebuah pentas yang biasa memanggungkan musik-musik klasik. Di bangunan ini terdapat organ terbesar di Rusia.

Namun bagi para wisatawan, ke Moskow tak akan lengkap jika tak menyambangi Old Arbat. Ini adalah nama jalan yang paling terkenal buat para turis. Lokasinya terletak di jantung area bohemian yang banyak dihiasi bangunan-bangunan kuno peninggalan abad ke-20.

Banyaknya lokasi wisata di Moskow bukan berarti harus mengeluarkan banyak uang untuk transportasi. Para wisatawan dengan bujet paspasan tak perlu khawatir. Tak perlu naik taksi untuk mengunjungi berbagai lokasi wisata di sini. Di kota ini ada Metro, sebuah sistem transportasi kereta bawah tanah yang menjangkau seluruh sudut kota ini.
(sindo//tty)
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...